Dua minggu terakhir bagaikan alunan yang mengantarkan saya pada pemahaman baru tentang pembelajaran berdiferensiasi. Modul 2.1 membuka mata saya terhadap pentingnya menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan gaya belajar setiap murid, bagaikan menari di atas irama yang unik dan beragam. Dalam jurnal refleksi ini, saya ingin menguraikan pengalaman saya mempelajari modul ini dengan menggunakan Model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future).
Facts (Fakta):
Modul ini menuntun saya menyelami konsep diferensiasi secara lebih mendalam. Saya mempelajari definisi diferensiasi, prinsip-prinsipnya, dan berbagai strategi yang dapat diterapkan di kelas. Saya memahami bahwa diferensiasi bukan tentang memberikan tugas yang berbeda kepada setiap murid, tetapi tentang menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan belajar mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan diferensiasi konten, proses, dan produk.
Feelings (Perasaan):
Perjalanan mempelajari modul ini membangkitkan berbagai perasaan dalam diri saya. Rasa antusias dan optimisme muncul saat saya memahami potensi diferensiasi dalam menciptakan pembelajaran yang lebih personal dan efektif bagi setiap murid. Di sisi lain, saya juga merasakan keraguan dan pertanyaan tentang bagaimana mengimplementasikan diferensiasi di kelas dengan keterbatasan waktu dan sumber daya.
Findings (Temuan):
Modul ini membuka mata saya terhadap beberapa temuan penting. Pertama, diferensiasi bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang upaya berkelanjutan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan murid. Kedua, diferensiasi membutuhkan kolaborasi dan komunikasi yang baik dengan murid, orang tua, dan kolega. Ketiga, diferensiasi bukan hanya tentang strategi, tetapi juga tentang mindset yang menghargai keunikan dan potensi setiap murid.
Future (Masa Depan):
Terinspirasi dari modul ini, saya berkomitmen untuk menerapkan diferensiasi di kelas saya. Saya akan memulai dengan langkah-langkah kecil, seperti:
- Memetakan kebutuhan belajar murid melalui tes diagnostik, observasi, dan diskusi dengan murid.
- Mengembangkan strategi diferensiasi yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid, seperti menyediakan pilihan tugas, menggunakan berbagai metode pembelajaran, dan mengelompokkan murid secara fleksibel.
- Membangun lingkungan belajar yang kondusif dan inklusif, di mana setiap murid merasa dihargai dan dihormati.
Saya juga akan belajar dari pengalaman guru lain dan berkolaborasi dengan kolega untuk membangun komunitas belajar yang mendukung diferensiasi. Saya yakin dengan komitmen dan kolaborasi, diferensiasi dapat menjadi kunci untuk membuka pintu gerbang pembelajaran yang lebih personal dan efektif bagi semua murid.
Pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya tentang metode, tetapi tentang filosofi pendidikan yang menghargai keunikan dan potensi setiap murid. Saya yakin dengan komitmen dan kolaborasi, diferensiasi dapat menjadi kunci untuk membuka pintu gerbang pembelajaran yang lebih personal dan efektif bagi semua murid.